السلام علبكم و رحمة الله و بركاته
Sahabat yang dirahmati Allah sekelian, mari kita amati sebuah hadis Rasulullah mengenai Iffah/ kehormatan diri dan bersabar. Semoga memberi manfaat didalam kehidupan kita yang serba berliku ini
Rasulullah bersabda:
وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Siapa yang menjaga kehormatan dirinya,dengan tidak meminta kepada manusia dan bercita-cita untuk memperolehi apa yang ada di tangan mereka ,Allah akan menganugerahkan kepadanya iffah (kehormatan diri). Siapa yang merasa cukup, Allah akan mencukupinya (sehingga jiwanya kaya/merasa cukup dan dibukakan untuknya pintu-pintu rezeki). Siapa yang menyabarkan dirinya, Allah akan menjadikannya sabar. Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari no. 1469 dan Muslim no. 2421)
Hadis yang diatas ini terdiri dari empat kalimat yang singkat, namun banyak faedah lagi manfaat.
Pertama: Ucapan Nabi :
وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ
“Siapa yang menjaga kehormatan dirinya dengan tidak meminta kepada manusia dan berharap untuk mendapat apa yang ada di tangan mereka Allah akan menganugerahkan kepadanya iffah.”
Kedua: Ucapan Nabi :
وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ
“Siapa yang merasa cukup, Allah akan mencukupinya (sehingga jiwanya kaya/merasa cukup dan dibukakan untuknya pintu-pintu rezeki).”
Dua kalimat di atas saling terkait satu sama lain, karena kesempurnaan seorang hamba ada pada keikhlasannya kepada Allah , dalam keadaan takut dan berharap serta bergantung kepada-Nya saja. Adapun kepada makhluk, tidak sama sekali. Oleh karena itu, seorang hamba sepatutnya berupaya mewujudkan kesempurnaan ini dan mengamalkan segala perkara yang boleh mendapat keredhaanya, sehingga ia benar-benar menjadi hamba Allah semata, merdeka dari perhambaan makhluk.
Usaha yang boleh dilakukanya kita lakukan ialah memaksa jiwa melakukan dua perkara:
Memalingkan jiwanya dari kebergantungan kepada makhluk dengan menjaga kehormatan diri sehingga tidak berharap mendapatkan apa yang ada di tangan mereka, hingga dia tidak meminta kepada makhluk, baik secara lisan (lisanul maqal) maupun keadaan (lisanul hal).Oleh karena itu, Rasulullah bersabda kepada Umar :
مَا أَتَاكَ مِنْ هذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ فَخُذْهُ, وَمَا لاَ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ
“Harta yang mendatangimu dalam keadaan engkau tidak berhajat terhadapnya dan tidak pula memintanya, ambillah. Adapun yang tidak datang kepadamu, janganlah engkau/menggantungkan jiwamu kepadanya.” (HR. Al-Bukhari no. 1473 dan Muslim no. 2402)
Membuang kehendak hati dan meminta dengan lisan untuk menjaga kehormatan diri serta menghindar dari berutang budi kepada makhluk serta memutus kebergantungan hati kepada mereka, merupakan sebab yang kuat untuk mencapai ‘iffah.
Penyempurna perkara di atas adalah memaksa jiwa untuk melakukan hal kedua, yaitu merasa cukup dengan Allah , percaya dengan pencukupan-Nya. Siapa yang bertawakal kepada Allahl, pasti Allah akan mencukupinya. Inilah yang menjadi tujuan.
Setiap perkara diatas meneguhkan dan menguatkanya. Semakin kuat kebergantunganya kepada Allah , semakin lemah pengharapanya kepada makhluk. Demikianlah sebaliknya.Di antara doa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi dan sepatutnya menjadi amalan doa kita :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, iffah, dan kecukupan.” (HR. Muslim no. 6842 dari Ibnu Mas’ud )
Seluruh kebaikan terkumpul dalam doa ini. Al-huda (petunjuk) adalah ilmu yang bermanfaat, ketakwaan adalah amal saleh dan meninggalkan seluruh yang diharamkan. Penyempurnanya adalah baik dan tenangnya hati, dengan tidak berharap kepada makhluk dan merasa cukup dengan Allah . Orang yang merasa cukup dengan Allah , dialah orang kaya yang sebenarnya, walaupun sedikit hartanya. Orang kaya bukanlah orang yang banyak hartanya. Akan tetapi, orang kaya yang hakiki adalah orang yang kaya hatinya. Dengan ‘iffah/kehormatan diri dan kekayaan hati sempurnalah kehidupan yang baik bagi seorang hamba. Dia akan merasakan kenikmatan kehidupan dunia dan qana’ah/merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya.
Ketiga: Ucapan Nabi :
وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ
“Siapa yang menyabarkan dirinya, Allah akan menjadikannya sabar.”
Bila Allah memberikan kesabaran kepada seorang hamba, itu merupakan pemberian yang paling utama, paling luas, dan paling agung, karena kesabaran itu akan boleh membantunya menghadapi berbagai masalah. Allah berfirman:
“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (Al-Baqarah: 45)
Maknanya, dalam seluruh masalah kamu. Sabar itu, sebagaimana seluruh akhlak yang lain, memerlukan kesungguhan (mujahadah) dan latihan jiwa. Kerana itulah, Rasulullah n mengatakan: وَمَنْ يَتَصَبَّرْ “memaksa jiwanya untuk bersabar”, balasannya: يُصَبِّرْهُ اللهُ“Allah akan menjadikannya sabar.”
Sabar itu disebut pemberian terbesar, karena sifat ini berkaitan dengan seluruh masalah hamba dan kesempurnaannya. Dalam setiap keadaan hamba memerlukan kesabaran. Ia mengharapkan kesabaran dalam taat kepada Allah sehingga boleh menegakkan ketaatan tersebut dan menunaikannya. Ia memerlukan kesabaran untuk menjauhi maksiat kepada Allah sehingga ia boleh meninggalkannya karena Allah . Ia memerlukan kesabaran dalam menghadapi takdir Allah yang menyakitkan sehingga ia tidak menyalahkan terhadap takdir tersebut. Bahkan, ia pun tetap mengharapkan sabar menghadapi nikmat-nikmat Allah dan hal-hal yang dicintai oleh jiwa sehingga tidak membiarkan jiwanya bangga dan bergembira yang tercela. Dia terus menyibukkan diri dengan bersyukur kepada Allah .
Oleh karena itulah, Allah menyebutkan ahlul jannah (penghuni syurga) dengan firman-Nya:
Dan para malaikat masuk kepada tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.” Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالمَلاَئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ
سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
"syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.(sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum" . Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.(Ar-Ra’d: 23—24)
Dan firman-Nya lagi :
أُوْلَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَاماً
“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.” (Al-Furqan: 75)
Dengan kesabaranlah mereka memperoleh surga berikut kenikmatannya dan mencapai tempat-tempat yang tinggi. Seorang hamba hendaklah meminta keselamatan kepada Allah , agar dihindarkan dari musibah yang ia tidak mengetahui akibatnya. Akan tetapi, bila musibah menumpanya, tugasnya adalah bersabar. Kesabaran merupakan hal yang diperintahkan dan Allah, Allahlah yang menolong hamba-Nya.
Allah menjanjikan dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya bahwa orang-orang yang bersabar akan beroleh ganjaran yang tinggi lagi mulia.
.
Sahabat yang dirahmati Allah sekelian, Allah akan mengganti apa yang hilang dari mereka(yang bersifat Iffah dan sabar) di dunia dengan ganti yang lebih banyak dan lebih baik daripada hal-hal yang mereka cintai yang telah diambil dari mereka. Allahlah yang akan menggantikan perkara-perkara yang tidak menyenangkan yang menimpa mereka dengan gantian yang segera berlipat kali ganda daripada musibah/kesusahan yang menimpa mereka. Sabar itu pada mulanya susah dan berat, namun pada akhirnya mudah lagi terpuji akibatnya. Ini sebagaimana dikatakan dalam bait syair Arab.
وَالصَّبْرُ مِثْلُ اسْمِهِ مُرٌّ مَذَاقَتُهُ
لَكِنَّ عَوَاقِبَهُ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ
Sabar itu seperti namanya, pahit rasanya
Akan tetapi, akibatnya lebih manis daripada madu.
والله أعلم بالصواب والله تعالى أعلىو أعلم
و إلى اللقاء إن شاء الله تعالى
والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
(٢ :سورة المائدة)
Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan permusuhan.(Al-Maidah:2)
كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلي الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
2 kalimah yang ringan di lidah,berat di atas neraca timbangan
dan disukai oleh Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ialah:سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
SUBHANALLAH WABIHAMDIHI,SUBHANALLAHIL AZEEM
Maha suci Allah dan Segala Puji Baginya , Mahasuci Allah Yang Maha Agung
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)
Rasulullah bersabda:
وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Siapa yang menjaga kehormatan dirinya,dengan tidak meminta kepada manusia dan bercita-cita untuk memperolehi apa yang ada di tangan mereka ,Allah akan menganugerahkan kepadanya iffah (kehormatan diri). Siapa yang merasa cukup, Allah akan mencukupinya (sehingga jiwanya kaya/merasa cukup dan dibukakan untuknya pintu-pintu rezeki). Siapa yang menyabarkan dirinya, Allah akan menjadikannya sabar. Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari no. 1469 dan Muslim no. 2421)
Hadis yang diatas ini terdiri dari empat kalimat yang singkat, namun banyak faedah lagi manfaat.
Pertama: Ucapan Nabi :
وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ
“Siapa yang menjaga kehormatan dirinya dengan tidak meminta kepada manusia dan berharap untuk mendapat apa yang ada di tangan mereka Allah akan menganugerahkan kepadanya iffah.”
Kedua: Ucapan Nabi :
وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ
“Siapa yang merasa cukup, Allah akan mencukupinya (sehingga jiwanya kaya/merasa cukup dan dibukakan untuknya pintu-pintu rezeki).”
Dua kalimat di atas saling terkait satu sama lain, karena kesempurnaan seorang hamba ada pada keikhlasannya kepada Allah , dalam keadaan takut dan berharap serta bergantung kepada-Nya saja. Adapun kepada makhluk, tidak sama sekali. Oleh karena itu, seorang hamba sepatutnya berupaya mewujudkan kesempurnaan ini dan mengamalkan segala perkara yang boleh mendapat keredhaanya, sehingga ia benar-benar menjadi hamba Allah semata, merdeka dari perhambaan makhluk.
Memalingkan jiwanya dari kebergantungan kepada makhluk dengan menjaga kehormatan diri sehingga tidak berharap mendapatkan apa yang ada di tangan mereka, hingga dia tidak meminta kepada makhluk, baik secara lisan (lisanul maqal) maupun keadaan (lisanul hal).Oleh karena itu, Rasulullah bersabda kepada Umar :
مَا أَتَاكَ مِنْ هذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ فَخُذْهُ, وَمَا لاَ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ
“Harta yang mendatangimu dalam keadaan engkau tidak berhajat terhadapnya dan tidak pula memintanya, ambillah. Adapun yang tidak datang kepadamu, janganlah engkau/menggantungkan jiwamu kepadanya.” (HR. Al-Bukhari no. 1473 dan Muslim no. 2402)
Membuang kehendak hati dan meminta dengan lisan untuk menjaga kehormatan diri serta menghindar dari berutang budi kepada makhluk serta memutus kebergantungan hati kepada mereka, merupakan sebab yang kuat untuk mencapai ‘iffah.
Penyempurna perkara di atas adalah memaksa jiwa untuk melakukan hal kedua, yaitu merasa cukup dengan Allah , percaya dengan pencukupan-Nya. Siapa yang bertawakal kepada Allahl, pasti Allah akan mencukupinya. Inilah yang menjadi tujuan.
Setiap perkara diatas meneguhkan dan menguatkanya. Semakin kuat kebergantunganya kepada Allah , semakin lemah pengharapanya kepada makhluk. Demikianlah sebaliknya.Di antara doa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi dan sepatutnya menjadi amalan doa kita :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, iffah, dan kecukupan.” (HR. Muslim no. 6842 dari Ibnu Mas’ud )
Seluruh kebaikan terkumpul dalam doa ini. Al-huda (petunjuk) adalah ilmu yang bermanfaat, ketakwaan adalah amal saleh dan meninggalkan seluruh yang diharamkan. Penyempurnanya adalah baik dan tenangnya hati, dengan tidak berharap kepada makhluk dan merasa cukup dengan Allah . Orang yang merasa cukup dengan Allah , dialah orang kaya yang sebenarnya, walaupun sedikit hartanya. Orang kaya bukanlah orang yang banyak hartanya. Akan tetapi, orang kaya yang hakiki adalah orang yang kaya hatinya. Dengan ‘iffah/kehormatan diri dan kekayaan hati sempurnalah kehidupan yang baik bagi seorang hamba. Dia akan merasakan kenikmatan kehidupan dunia dan qana’ah/merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya.
Ketiga: Ucapan Nabi :
وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ
“Siapa yang menyabarkan dirinya, Allah akan menjadikannya sabar.”
Maknanya, dalam seluruh masalah kamu. Sabar itu, sebagaimana seluruh akhlak yang lain, memerlukan kesungguhan (mujahadah) dan latihan jiwa. Kerana itulah, Rasulullah n mengatakan: وَمَنْ يَتَصَبَّرْ “memaksa jiwanya untuk bersabar”, balasannya: يُصَبِّرْهُ اللهُ“Allah akan menjadikannya sabar.”
Sabar itu disebut pemberian terbesar, karena sifat ini berkaitan dengan seluruh masalah hamba dan kesempurnaannya. Dalam setiap keadaan hamba memerlukan kesabaran. Ia mengharapkan kesabaran dalam taat kepada Allah sehingga boleh menegakkan ketaatan tersebut dan menunaikannya. Ia memerlukan kesabaran untuk menjauhi maksiat kepada Allah sehingga ia boleh meninggalkannya karena Allah . Ia memerlukan kesabaran dalam menghadapi takdir Allah yang menyakitkan sehingga ia tidak menyalahkan terhadap takdir tersebut. Bahkan, ia pun tetap mengharapkan sabar menghadapi nikmat-nikmat Allah dan hal-hal yang dicintai oleh jiwa sehingga tidak membiarkan jiwanya bangga dan bergembira yang tercela. Dia terus menyibukkan diri dengan bersyukur kepada Allah .
Dan para malaikat masuk kepada tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.” Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
Dengan kesabaranlah mereka memperoleh surga berikut kenikmatannya dan mencapai tempat-tempat yang tinggi. Seorang hamba hendaklah meminta keselamatan kepada Allah , agar dihindarkan dari musibah yang ia tidak mengetahui akibatnya. Akan tetapi, bila musibah menumpanya, tugasnya adalah bersabar. Kesabaran merupakan hal yang diperintahkan dan Allah, Allahlah yang menolong hamba-Nya.
Allah menjanjikan dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya bahwa orang-orang yang bersabar akan beroleh ganjaran yang tinggi lagi mulia.
.
Sahabat yang dirahmati Allah sekelian, Allah akan mengganti apa yang hilang dari mereka(yang bersifat Iffah dan sabar) di dunia dengan ganti yang lebih banyak dan lebih baik daripada hal-hal yang mereka cintai yang telah diambil dari mereka. Allahlah yang akan menggantikan perkara-perkara yang tidak menyenangkan yang menimpa mereka dengan gantian yang segera berlipat kali ganda daripada musibah/kesusahan yang menimpa mereka. Sabar itu pada mulanya susah dan berat, namun pada akhirnya mudah lagi terpuji akibatnya. Ini sebagaimana dikatakan dalam bait syair Arab.
وَالصَّبْرُ مِثْلُ اسْمِهِ مُرٌّ مَذَاقَتُهُ
لَكِنَّ عَوَاقِبَهُ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ
Sabar itu seperti namanya, pahit rasanya
Akan tetapi, akibatnya lebih manis daripada madu.
والله أعلم بالصواب والله تعالى أعلىو أعلم
و إلى اللقاء إن شاء الله تعالى
والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
(٢ :سورة المائدة)
Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan permusuhan.(Al-Maidah:2)
كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلي الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
2 kalimah yang ringan di lidah,berat di atas neraca timbangan
dan disukai oleh Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ialah:سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
SUBHANALLAH WABIHAMDIHI,SUBHANALLAHIL AZEEM
Maha suci Allah dan Segala Puji Baginya , Mahasuci Allah Yang Maha Agung
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)
No comments:
Post a Comment