February 3, 2013

February 3, 2013
.....tempat tumpah darahku, tempat kelahiran ku 52 tahun dulu....... alangkah rindu hati ini, bila teringatkan kampong halaman,lebih2 lagi emak dan abah masih sentiasa menanti kepulangan ku...

Monday, August 6, 2012

Apa Itu Keberanian Sejati....

السلام علبكم و رحمة الله و بركاته
Tidak semua orang memiliki keberanian sejati. Tahukah kita apakah keberanian sejati itu? Keberanian sejati adalah sikap bersedia diperbetulkan bila salah dan sidia menerima kebenaran meskipun dari orang yang memiliki kedudukan lebih rendah. Berkata memang mudah. Namun untuk mempraktikkan apa yang diucapkan memerlukan pengorbanan yang besar. Bahkan kadang-kadang jiwa menjadi pertaruhannya . Orang yang berkata dengan kata-kata yang mempersonakandan dianggap hebat  walaupun dalam kesempatan lain dia melanggar dan menelan perkataannya sendiri.Firman Allah:

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.” (Al-An’am: 116)

فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلا الْحَيَاةَ الدُّنْيَاذَلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ 
“Maka berpalinglah (wahai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan kami, dan tidak menginginkan melainkan kehidupan duniawi. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka.” (An-Najm: 29-30)

Kita jangan merasa aman dan terlalu percaya diri, terlalu angkuh dan sombong. Telah berlalu contoh tauladan yang buruk yang boleh kita jadikan pelajaran. Sebuah kejadian yang menimpa orang-orang yang memiliki ilmu  menjulang setinggi langit, ibadah yang kuat, zuhud, qana’ah, dan sifat-sifat mulia lain yang menghiasi bajunya. Namun dia harus menanggalkan kemuliaannya itu di hadapan seorang wanita yang kurang agama dan lemah akalnya. Dialah ‘Imran bin Haththan.

Oleh karena itu dengarlah bimbingan Allah  kepada Rasul-mu sekaligus peringatan dari-Nya:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Rabb-nya/Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)

Semoga dengan peringatan ayat-ayat ini kita terbangun dari tidur lalu bergegas menuju orang-orang yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Duduk bersama mereka adalah bimbingan dan keselamatan. Dan keselamatan diri dan agama tidak boleh ditukar oleh apapun juga.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا “Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari apa neraka.” (At-Tahrim: 6)

Syaitan Bersama orang yang Menyendiri. Serigala akan berani menerkam apabila seekor kambing melepaskan diri dari kelompok/knmpulanyanya dan berjalan penuh percaya diri tanpa peduli. Ingatlah, di hadapanmu ada yang lebih tinggi dari dirimu. Ingatkah kita ketika Iblis dengan penuh kesabaran merayu bapak dan ibu kita Adam dan Hawa alaihimassalam yang pada akhirnya keduanya  menelan kepahitan hidup di atas ujian yang tadinya di atas kehidupan yang diliputi rahmat dan nikmat Allah. Kita tidak akan boleh menyamai Nabi Adam . Oleh karena itu, kembalilah kepada Allah dan berjalan bersama orang-orang yang mengejar redha Allah dan mencari keselamatan dari-Nya.
Rasulullah  mengingatkan bahayanya menyendiri dalam bermalam dan berjalan ketika musafir:

“Rasulullah melarang untuk menyendiri: menyendiri ketika bermalam dan menyendiri ketika musafir.” (HR. Ahmad di dalam Al-Musnad, 2/91.

“Kalau seandainya manusia mengetahui bahayanya menyendiri apa yang aku ketahui niscaya tidak akan berjalan orang yang berkendaraan di malam hari dengan sendirian [selamanya].” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, Ad-Darimi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan Ahmad dari shahabat Ibnu ‘Umar.)

Keberanian Menerima Kebenaran adalah Keberanian yang Sejati.Guru contoh adalah guru yang sedia menerima nasihat apabila salah dan sedia kembali kepada kebenaran apabila tersesat tanpa menggugat kebenaran itu dan tanpa meremehkan siapa yang membawanya. Kebenaran adalah modal keselamatan dan kebenaran itu lebih berharga daripada kita. Kebenaranlah yang menjadi akhir dari setiap usahanya. Dari itu dia menjunjung tinggi amanat Allah  ketika Dia mengatakan:
وَالْعَصْرِإِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍإِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ“Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al-’Ashr: 1-3)

Mengangkat nasihat dalam kebenaran menjadi tujuan yang meliputi lubuk hatinya. Bila kita mendengar kebenaran dan di mana menemukannya, dia segera mengambil dan berpegang dengannya.Sabda Nabi:
“Agama adalah nasihat.” Kami mengatakan: “Bagi siapa?” Rasulullah r menjawab: “Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan orang awam mereka.”

Dalam buku Qawa’id wa Fawaid (hal. 95) disebutkan: “Cukup bagi seseorang berada dalam kemuliaan ketika dia melaksanakan apa yang telah dipikul oleh makhluk Allah yang mulia dari kalangan para nabi dan rasul. Nasehat merupakan sebab yang membuat tinggi derajat para nabi. Maka barangsiapa yang menginginkan ketinggian dalam penilaian Rabb/Tuhan langit dan bumi, hendaklah dia melaksanakan tugas yang mulia ini.”
Pembimbing teladan adalah orang yang berusaha menjauhkan diri dari sifat:
فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati terhadap keputusan yang kamu berikan dan mereka menerima sepenuhnya.”  (An-Nisa: 65)
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu keputusan akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dalam kesesatan yang nyata.” (Al-Ahzab: 36)

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ“Sesungguhnya jawaban orang-orang yang beriman bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukumi (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: ‘Kami mendengar dan kami patuh.’ Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (An-Nur: 51)

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ“Dan tetaplah memberi peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz-Dzariyat: 55)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: “Sesungguhnya peringatan (nasihat) itu akan bermanfaat bagi hati yang beriman.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/238)

فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَىسَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَىوَيَتَجَنَّبُهَا الأشْقَى
‘Oleh sebab itu berilah peringatan karena peringatan itu bermanfaat. Orang-orang yang takut kepada Allah akan mendapat pelajaran, orang-orang yang kafir dan celaka akan menjauhinya.’ (Al-A’la: 9-11)

Adapun yang tidak memiliki iman dan tidak ada kesediaan untuk menerima peringatan, maka peringatan kepadanya tidak akan bermanfaat bagaikan tanah tandus yang hujan pun tidak akan bermanfaat baginya sedikitpun. Golongan ini apabila datang kepada mereka ayat Allah  mereka tidak beriman dengannya sampai mereka melihat adzab yang pedih.” (Taisir Al-Karimirrahman, hal. 755)


والله أعلم بالصواب والله تعالى أعلىو أعلم

و إلى اللقاء إن شاء الله تعالى

والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
(٢ :سورة المائدة)
Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan permusuhan.(Al-Maidah:2)

كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلي الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
2 kalimah yang ringan di lidah,berat di atas neraca timbangan
dan disukai oleh Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ialah:سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
SUBHANALLAH WABIHAMDIHI,SUBHANALLAHIL AZEEM
Maha suci Allah dan Segala  Puji Baginya , Mahasuci Allah Yang Maha Agung
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)

No comments:

Post a Comment