February 3, 2013

February 3, 2013
.....tempat tumpah darahku, tempat kelahiran ku 52 tahun dulu....... alangkah rindu hati ini, bila teringatkan kampong halaman,lebih2 lagi emak dan abah masih sentiasa menanti kepulangan ku...

Friday, February 3, 2012

Hasad Dengki Punca Kesesatan...

السلام علبكم و رحمة الله و بركاته

Saudara yang dirahmati Allah sekelian, diantara sifat-sifat mazmuumah(tercela ) yang ada pada maknusia ialah sifat hasad atau dengki. Ianya dibekalkan oleh Allah kepada semua maknusia maka terpulanglah kepada mereka untuk membuang sifat yang buruk ini dari peragai mereka.Dalam Alquran di kisahkan bagaimana ahli kita iaitu Yahudi dan Nasoro yang mengetahui dan menunggu mengenai kedatangan nabi terakhir seperti yang tercatat didalam kitab mereka Taurat dan Injil .Nmun setelah kenabian Rasulullah mereka ingkar kerana hasad dan dengki didalam hati mereka. Firman Allah :
 
وَلَمَّا جَاءهُمْ كِتَابٌ مِّنْ عِندِ اللّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُواْ مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُواْ فَلَمَّا جَاءهُم مَّا عَرَفُواْ كَفَرُواْ بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّه عَلَى الْكَافِرِينَ
“Dan setelah datang kepada mereka Al-Qur’an dari Allah yang membenarkan apa-apa yang ada pada mereka (Taurat), padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka ingkar kepadanya. Maka laknat Allahlah atas orang-orang yang ingkar tersebut.” (al-Baqarah: 89)

Yang menyebabkan mereka mengingkari apa yang telah mereka ketahui dan keengganan mereka menjadi pengikut Rasulullah n adalah perasaan iri dan dengki (hasad) yang menggerogoti mereka, sehingga menolak seluruh kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah n.

Allah  berfirman:
بِئْسَمَا اشْتَرَوْاْ بِهِ أَنفُسَهُمْ أَن يَكْفُرُواْ بِمَا أنَزَلَ اللّهُ بَغْياً أَن يُنَزِّلُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ عَلَى مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَآؤُواْ بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍوَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ 
“Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual diri sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu, mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan bagi orang-orang kafir (ada) siksaan yang menghinakan.” (al-Baqarah: 90)

Ibnul Qayyim  berkata ketika beliau menyebutkan penyebab-penyebab seseorang enggan menerima kebenaran, “Di antara sebab terbesar (dalam menolak kebenaran) adalah penyakit hasad yang sesungguhnya ini merupakan penyakit terselubung dalam jiwa (seseorang). Ketika orang yang hasad melihat ada orang yang lebih di atasnya dan diberikan sesuatu yang dia tidak diberi yang semisalnya, maka perasaan dengki tidak akan melepaskan dia sehingga dia tunduk dan menjadi pengikutnya.

Sifat hasad dan dengaki inilah  yang mencegah Iblis enggan sujud kepada Adam apabila  melihat (Adam ) lebih diutamakan (darinya) dan diangkat (kedudukannya) di atas dia? Tersekatlah air liurnya dan dia lebih memilih kekafiran daripada keimanan setelah (enggan sujud) bersama para malaikat. Penyakit ini pula yang mencegah Yahudi untuk beriman kepada ‘Isa bin Maryam, padahal mereka mengetahui dengan seyakin-yakinnya yang tidak ada keraguan padanya bahwa dia adalah Rasulullah (utusan Allah ) yang datang dengan penjelasan dan petunjuk. Lalu perasaan hasadlah yang menyebabkan mereka lebih memilih kekufuran daripada keimanan dan mereka sepakat di atas (kekufuran mereka). Padahal di antara mereka ada yang ahli ibadah, ulama, para ahli zuhud, para penegak hukum dan para pemimpin yang membawa hukum Taurat, bukan dengan syariat yang menyelisihi (Taurat) dan tidak memerangi mereka. Hanya saja (beliau) membawa sebagian (syariat) yaitu menghalalkan apa yang diharamkan atas mereka dalam rangka meringankan beban, rahmat-Nya dan kebaikan (dari Allah ) serta untuk menyempurnakan syariat Taurat. Namun dengan ini mereka justru lebih memilih kekufuran daripada iman, maka terlebih-lebih lagi keadaan mereka (dalam menyikapi) seorang nabi yang datang dengan syariat tersendiri yang menghapus seluruh syariat (sebelumnya)?!” (Hidayatul Hayara, 4/16, karya Ibnul Qayyim, lihat pula kitab Miftahud Dar as-Sa’adah, 1/96)

Diantara hasad yang dibolehkan sebagaimana hadis Rasulullah:
Dalam riwayat al-Bukhari (4/4737) dan Muslim (1/ 815) dari hadits Abdullah bin ‘Umar  bahwa Rasulullah n bersabda:
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتاَهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتاَهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ
“Tidak ada hasad (yang diperbolehkan) kecuali dalam dua perkara: seseorang yang Allah  berikan kepadanya Al-Qur’an lalu dia mengamalkannya di malam hari dan siang hari, serta seseorang yang Allah berikan kepadanya harta lalu dia menginfaqkannya di malam hari dan siang hari.”

Dari Abdullah bin Mas’ud z, bahwa Rasulullah n bersabda:
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْن:ِ رَجُلٌ آتاَهُ اللهُ مَالاً فَسَلَّطَ عَلىَ هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ، وَرَجُلٌ آتاَهُ اللهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
“Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: seseorang yang Allah  berikan kepadanya harta lalu dia menginfaqkannya dalam kebenaran dan seseorang yang Allah berikan kepadanya hikmah (ilmu) lalu dia mengamalkan serta mengajarkannya.” (Sahih, HR. al-Bukhari, 1/73,)
Dari Abu Hurairah z, bahwa Rasulullah  bersabda:
لاَ تَحَاسُدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتاَه اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوْهُ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ فَهُوَ يَقُوْلُ: لَوْ أُوْتِيْتُ مِثْلَ مَا أُوْتِيَ هَذَا لَفَعَلْتُ كَمَا يَفْعَلُ؛وَرَجُلٌ آتاَهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ فِي حَقِّهِ فَيَقُوْلُ: لَوْ أُوْتِيْتُ مِثْلَ مَا أُوْتِيَ عَمِلْتُ فِيْهِ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ
“Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: seseorang yang Allah  berikan kepadanya Al-Qur’an lalu dia pun membacanya di waktu malam dan siang. Lalu berkatalah (seseorang), ‘Sekiranya aku diberikan seperti apa yang diberikan (kepadanya) niscaya aku melakukan seperti apa yang dilakukannya.’ Dan seseorang yang Allah l berikan kepadanya harta lalu dia menginfaqkannya maka berkatalah (seseorang), ‘Sekiranya aku diberikan seperti apa yang diberikan kepadanya niscaya aku mengamalkan seperti apa yang diamalkannya’.” (Sahih, HR. al-Bukhari, 6/7090)

Saudara yang dirahmati Allah sekelian, marilah kita buang jauh-jauh sifat keji ini dari dalam diri kita mudah-mudahan kita tidak tergolong didalam golongan Iblis ,Yahudi dan Nasoro.


والله أعلم بالصواب والله تعالى أعلىو أعلم
 
و إلى اللقاء إن شاء الله تعالى

والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته
 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
 
(٢ :سورة المائدة)
Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan permusuhan.(Al-Maidah:2)

كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلي الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
 
2 kalimah yang ringan di lidah,berat di atas neraca timbangan
dan disukai oleh Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ialah:سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
SUBHANALLAH WABIHAMDIHI,SUBHANALLAHIL AZEEM
Maha suci Allah dan Segala  Puji Baginya , Mahasuci Allah Yang Maha Agung
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)
 

No comments:

Post a Comment