February 3, 2013

February 3, 2013
.....tempat tumpah darahku, tempat kelahiran ku 52 tahun dulu....... alangkah rindu hati ini, bila teringatkan kampong halaman,lebih2 lagi emak dan abah masih sentiasa menanti kepulangan ku...

Tuesday, August 2, 2011

Siapakah Orang yang Paling Kaya.....

السلام علبكم و رحمة الله و بركاته

Sahabat yang dirahmati Allah sekelian,Siapakah orang yang paling kaya di dunia pada masda ini. Berbagai jawapan akan kita terima dari pelbagai sudut pandang, ada yang kata Bill Gates dan ramai lagi jutawan lainya yang terpapar nama mereka diakhabar seluruh dunia.

Orang paling kaya, jika diukur dengan timbangan syariat, adalah: orang yang banyak sifat qanaah iaitu bersyukur apa yang didapatinya setelah berusaha.Nabi kita  menjelaskan,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim; dari Abu Hurairah). Kaya hati, atau sering diistilahkan dengan “qana’ah“, artinya adalah redho (menerima) dan rela dengan berapa pun yang diberikan oleh Allah Ta’ala. Berapa pun rezeki yang didapatkan, dia tidak mengeluh. Mendapat rezeki banyak, bersyukur; mendapat rezeki sedikit, bersabar dan tidak mengumpat. Andaikan kita telah boleh mengamalkan sifat  di atas, maka sebenarnya  kita termasuk dalam orang yang kaya dunia. Sehingga kemudianya , keuntunganlah yang menanti kita, sebagaimana hadith nabi
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
“Beruntunglah orang yang islam, dikaruniakan rezeki yang cukup, dan dia dijadikan menerima apa pun yang dikaruniakan Allah (kepadanya).” (HR. Muslim; dari Abdullah bin ‘Amr)

Berdasarkan kayu ukur di atas, boleh jadi orang yang berpendapatan dua puluh ribu sehari dikategorikan orang kaya, sedangkan orang yang berpendapatan dua puluh juta sehari dikategorikan orang miskin. Sebabnya, orang pertama merasa cukup dengan wang sedikit yang didapatinya. Adapun orang kedua, dia terus merasa kurang walaupun wang yang didapatkannya sangat banyak.Selain kerana keberkahan yang Allah limpahkan dalam hartanya, juga karena ukuran kecukupan sebagaimana sabda  Nabi kita

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.” (HR. Tirmidzi; )

Di antara resepi kejayaan membentuk jiwa yang qana’ah adalah dengan melatih diri untuk menyedari seyakin-yakinnya bahwa rezeki hanyalah di tangan Allah dan yang kita dapatkan telah dicatat oleh Allah Ta’ala, serta tidak mungkin melebihi apa yang telah ditentukan-Nya, hanyakita perlu berusha. mencarinya .Allah Ta’ala mengingatkan,
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا
“Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin rezekinya oleh Allah.” (QS. Hud:6)

Rasulullah  menasihatkan,
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوْتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ، فَلاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ، وَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاس، وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ، خُذُوْا مَا حَلَّ وَدَعُوْا مَا حَرُمَ
“Sesungguhnya, seseorang di antara kamu tidak akan mati kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rezeki (yang Allah takdirkan untuknya) secara sempurna. Maka, janganlah kamu bersikap tidak sabar dalam menanti rezeki.  Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia! Carilah rezeki secara besungguh-sungguh, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Al-Hakim; dari Jabir; )

Sifat  Qana’ah menjadikan seseorang tidak mudah terliur untuk memiliki harta yang dimiliki orang lain.
Dia merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya, sehingga dia selalu hidup dalam ketenteraman dan kedamaian batin. Dia tidak pernah iri maupun dengki dengan kelebihan nikmat yang Allah limpahkan pada orang lain. Karakter istimewa inilah yang Allah reaam sebagai salah satu perangai para sahabat Rasul , tatkala Dia menceritakan keadaan mereka yang fakir namun tidak meminta-minta.
يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاء مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لاَ يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافاً
“(Orang lain)–yang tidak tahu–menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (wahai Muhammad), mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta dengan cara mendesak kepada orang lain.” (QS. Al-Baqarah:273)

Sifat Qana’ah menjadikan jiwa seseorang untuk tidak mengadu tentang kesusahan hidupnya melainkan hanya kepada Allah Yang Mahakaya. Inilah salah satu tingkatan tawakal tertinggi, yang telah dicapai oleh para nabi Allah. Sebagaimana yang Allah ceritakan tentang Nabi Ya’kub ‘alaihis salam,
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللّهِ
“Dia (Ya’kub) berkata, ‘Hanya kepada Allah, aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.’” (QS. Yusuf:86) Mengapa para kekasih Allah hanya mengadu kepada-Nya? Kerana keyakinan mereka yang begitu mendalam bahwa dunia dan seisinya tidak lain hanyalah kepunyaan Allah. Lantas mengapa tidak meminta saja kepada Yang Maha Memiliki segalanya, dan kenapa harus meminta kepada zat yang apa yang dimilikinya tidak lain hanyalah bersumber dari Yang Maha Memiliki?Namun, realiti kita hari ini, rata-rata, kita masih lebih suka mengetuk pintu para makhluk sebelum mengetuk pintu Sang Khalik(Allah). Kerana itulah, para ulama mengingatkan, “Siapakah di antara kita yang meminta keperluannya kepada Allah sebelum ia memintanya kepada manusia?”

Sahabat yang dirahmati Allah sekelian,namun jangan sampai kita salah faham dari  keterangan di atas, bahawa kita tidak perlu bekerja dengan alasan qana’ah. Sehingga, cukup duduk tanpa berusa, dengan alasan kalaupun sudah saatnya hujan emas, niscaya akan turun juga. Qana’ah bukan seperti itu, kerana qana’ah maksudnya: seorang hamba bekerja semampunya dengan tetap memperhatikan halal haram syariat. Setelah itu, berapa juga hasil yang didapatinya dari kerjanya, diterimanya dengan penuh rasa ridha tanpa berkeloh kesah. Nabi  menjelaskan hakikat tawakal adalah  dengan ikhtiar, seperti hadithnya,
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Andaikan kamu benar-benar bertawakal kepada Allah, niscaya kamu akan mendapatkan rezeki sebagaimana burung memperoleh rezeki. Dia pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong, lalu pulang dipetang harinya dalam keadaan perut kenyang.” (HR. Tirmidzi, ) Ya, tentunya supaya burung boleh memenuhi perutnya, ia mesti “mencari nafkah”! Dan inilah tawakal yang sebenar-benarnya; berikhtiar lalu hasilnya serahkan pada Allah ta’ala.
والله أعلم بالصواب والله تعالى أعلىو أعلم
 
و إلى اللقاء إن شاء الله تعالى

والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته
 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
 
(٢ :سورة المائدة)
Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan permusuhan.(Al-Maidah:2)

كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلي الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
 
2 kalimah yang ringan di lidah,berat di atas neraca timbangan
dan disukai oleh Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ialah:سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
SUBHANALLAH WABIHAMDIHI,SUBHANALLAHIL AZEEM
Maha suci Allah dan Segala  Puji Baginya , Mahasuci Allah Yang Maha Agung
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)

No comments:

Post a Comment